IMPLEMENTASI TIK DALAM PEMBELAJARAN DI SEKOLAH
Diajukan Sebagai Salah Satu Tugas Mata Kuliah Statistika Dan Komputer
Dosen Pengampu Prof. Dr. Budi Murtiyasa
Disusun Oleh :
Nama : Fetri Wulandari
NIM : Q100140140
KELAS : C
MAGISTER MANAJEMEN PENDIDIKAN
PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
SURAKARTA
2015
I.
PENDAHULUAN
Di era globalisasi sekarang semua teknologi semakin berkembang pesat. Dengan
perkembangan teknologi itu pasti akan berpengaruh terhadap kehidupan di muka
bumi. Pengaruh tersebut sangat dirasakan oleh manusia dalam memenuhi kebutuhan
sehari-hari. Perkembangan teknologi sekarang sangat mencolok pada penggunaan
teknologi komputer . Dimana - mana semua pekerjaan yang dilakukan tidak ada
yang tidak menggunakan komputer. Jaringan komputer tersebar diamanapun sehingga
mudah dan cepat mendapatkan informasi.Informasi yang diperoleh tidak mencakup
kawasan lokal (nasional) saja tetapi juga kawasan internasional. Mendapatkan
suatu informasi terbaru dari suatu negara ke negara lain bisa dengan hitungan
menit untuk memperolehnya.
Dengan perkembangan teknologi yang diiringi perkembangan ilmu informatika
dapat diperoleh teknologi yang semakin baru. Tetapi untuk menghasilkan sumber
daya manusia bidang informatika harus adanya pendidikan yang lebih baik sebelum
terjun ke dunia teknologi informasi dan komunikasi. Oleh karena itu sangat
dibutuhkan sekali ilmu informatika terutama di Indonesia.
Melalui Pemanfaatan TI,
siapa saja dapat memperoleh layanan pendidikan dari institusi pendidikan mana
saja. di mana saja, dan kapan saja dikehendaki. Dalam tugas ini akan di tulis
“Strategi Iplementasi TIK Dalam Pembelajaran Di Sekolah”
II. PEMBAHASAN
A.
Pengertian Strategi, Implementasi.
Strategi pembelajaran
adalah suatu kegiatan pembelajaran yang harus dikerjakan guru dan siswa agar
tujuan pembelajaran dapat dicapai secara efektif dan efisien. Dalam strategi
pembelajaran terkandung makna perencanaan.
Artinya, bahwa strategi pada dasarnya masih bersifat konseptual tentang keputusan-keputusan yang
akan diambil dalam suatu pelaksanaan
pembelajaran (Wina Senjaya 2008).
Menurut Peytcheva (2008) the concept of teaching strategy is mainly
identified with only one of the teacher’s activities – giving information. The
contemporary approaches give additional meanings to this concept broadening its
content namely the planning of educational activities, their implementation,
the assessment and control of the process and its results. Implementasi dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia
diartikan sebagai pelaksanaan atau penerapan. Artinya yang dilaksanakan dan
diterapkan adalah kurikulum yang telah dirancang untuk kemudian dijalankan
sepenuhnya. Dari pendapat
tersebut dapat diambil inti dari
strategi pembelajaran, yaitu : perencanaan
pembelajaran, implementasi
perencanaan termasuk asesmen
serta pengontrolan prosesnya, dan pencapaian tujuan PBM dengan efektif dan efisien.
B. Pergeseran pandangan tentang pembelajaran
Untuk dapat memanfaatkan TIK dalam
memperbaiki mutu pembelajaran, ada
tiga hal yang harus diwujudkan yaitu :
1.
Siswa dan guru harus memiliki akses kepada teknologi
digital dan internet dalam kelas, sekolah, dan lembaga pendidikan
2.
Harus tersedia
materi yang berkualitas, bermakna, dan dukungan kultural bagi siswa dan guru
3.
Guru harus memiliki pengetahuan dan ketrampilan dalam
menggunakan alat-alat dan sumber-sumber digital untuk membantu siswa agar
mencapai standar akademik.
Sejalan dengan pesatnya perkembangan
TIK, maka telah terjadi pergeseran pandangan tentang pembelajaran baik di kelas
maupun di luar kelas. Dalam pandangan tradisional di masa lalu
, proses pembelajaran dipandang sebagai:
(1) sesuatu yang sulit dan berat, (2) upaya mengisi kekurangan siswa, (3) satu
proses transfer dan penerimaan informasi,
(4) proses individual atau soliter, (5) kegiatan yang dilakukan dengan
menjabarkan materi pelajaran kepada satuan-satuan kecil dan terisolasi, (6)
suatu proses linear.
C. Kemandirian dan Kreativitas Belajar
Melalui penggunaan TIK setiap siswa akan terangsang untuk belajar maju
berkelanjutan sesuai dengan potensi dan kecakapan yang dimilikinya.
Pembelajaran dengan menggunakan TIK menuntut kreativitas dan kemandirian diri
sehingga memungkinkan mengembangkan semua potensi yang dimilikinya.
Kreativitas sangat diperlukan dalam hidup ini dengan beberapa alasan
antara lain:
1.
Kreativitas
memberikan peluang bagi individu untuk mengaktualisasikan dirinya
2.
Kreativitas
memungkinkan orang dapat menemukan berbagai alternatif dalam pemecahan masalah,
3.
Kreativitas
dapat memberikan kepuasan hidup, dan
4.
Kreativitas
memungkinkan manusia meningkatkan kualitas hidupnya.
Dari segi kognitifnya, kreativitas
merupakan kemampuan berfikir yang memiliki kelancaran, keluwesan, keaslian, dan
perincian. Di tinjau dari segi
afektifnya kreativitas ditandai dengan motivasi yang kuat, rasa ingin tahu,
tertarik dengan tugas majemuk, berani menghadapi resiko, tidak mudah putus asa,
menghargai keindahan, memiliki rasa humor, selalu ingin mencari pengalaman
baru, menghargai diri sendiri dan orang lain, dsb. Selanjutnya kemandirian
sangat diperlukan dalam kehidupan yang penuh tantangan ini sebab kemandirian
merupakan kunci utama bagi individu untuk mampu mengarahkan dirinya ke arah
tujuan dalam kehidupannya. Kemandirian didukung dengan kualitas pribadi yang
ditandai dengan penguasaan kompetensi tertentu, konsistensi terhadap
pendiriannya, kreatif dalam berfikir dan bertindak, mampu mengendalikan
dirinya, dan memiliki komitmen yang kuat terhadap berbagai hal.
D. Peran guru dalam pembelajan TIK
Di masa mendatang peran guru mengalami perluasan yaitu guru
sebagai: pelatih (coaches), konselor,
manajer pembelajaran, partisipan, pemimpin, pembelajar, dan pengarang Reinventing Education (Louis V.
Gerstmer, Jr. dkk 1995).
(1)
Guru sebagai pelatih , guru
harus memberikan peluang yang sebesar-besarnya bagi siswa untuk mengembangkan
cara-cara pembelajarannya sendiri sesuai dengan kondisi masing-masing. Guru
hanya memberikan prinsip-prinsip dasarnya saja dan tidak memberikan satu cara
yang mutlak.
(2) Guru sebagai Konselor, guru harus mampu menciptakan satu
situasi interaksi belajar-mengajar, di mana siswa melakukan perilaku
pembelajaran dalam suasana psikologis yang kondusif dan tidak ada jarak yang
kaku dengan guru.
(3). Guru
sebagai manajer pembelajaran, guru
memiliki kemandirian dan otonomi yang seluas-luasnya dalam mengelola
keseluruhan kegiatan belajar-mengajar dengan mendinamiskan seluruh
sumber-sumber penunjang pembelajaran.
(4) Guru Sebagai partisipan, guru
berinteraksinya dengan siswa. Hal ini mengandung makna bahwa guru
bukanlah satu-satunya sumber belajar bagi anak, akan tetapi ia sebagai
fasilitator pembelajaran siswa.
(5)
Guru Sebagai pemimpin, diharapkan guru mampu menjadi seseorang
yang mampu menggerakkan orang lain untuk mewujudkan perilaku menuju tujuan
bersama.
(6) Guru sebagai pembelajar,
guru harus secara terus menerus belajar dalam rangka menyegarkan
kompetensinya serta meningkatkan kualitas profesionalnya.
(7) Guru
sebagai pengarang, guru harus selalu kreatif dan inovatif
menghasilkan berbagai karya yang akan digunakan untuk melaksanakan tugas-tugas
profesionalnya.
E.
Teknologi informasi dan penerapannya dalam bidang pendidikan
Pengaruh penggunaan TIK telah masuk dalam dunia pendidikan, dan telah membawa
dampak positip yang besar dalam sistem pendidikan di Indonesia, serta
menciptakan suatu paradigma baru dalam penyelenggaraan pendidikan. Secara
khusus TIK mempunyai kemampuan dan kontribusi yang sangat besar dalam merubah learning
and teaching process, clan budaya belajar. Perubahan paradigma ini,
lebih mengarah pada terciptanya budaya learning how lo learn dan budaya long live learning yang tidak
tergantung tempat dan waktu.
Saat
ini, hanyak lembaga pendidikan (berbagai negara, telah menyelenggarakan
pendidikan jarak jauh dengan menggunakan bantuan TI. Pendidikan seperti ini dinamakan sebagal e-Education, e-Learning,
e-Campusi, e-dgital, Tele-Educaton, Cyber-Campus, Virtual Universiy, dll.
yang juga dilengkapi dengan dgiital librarv atau virtual-library termasuk
didalamnya ebook.
Model pendidikan e-duction
ini, akan sangat diandalkan pada saat ini dan dimasa mendatang. Pada dekade
berikutnya perubahan besar yang terjadi adalah penggunaan teknologi dan
delivery system. Model e-Education dapat digunakan sebagai salah satu
alternatif untuk dapat menjawab tantangan perkembangan TIK, khususnya dalam
dunia pendidikan di Indonesia. Model yang dikembangkan dapat saja berbentuk off-line,
real time, dan online, yang
bersifat non nteractive, semi
interactive. atau ,fulllv interactive. Penerapan e-Education
perlu difokuskan pada learning and teaching process, berarti bahwa model
yang diciptakan juga harus berbentuk e-Iearning dan e-tcarhing dan implementasinya memerlukan suatu software.
yang memiliki fasilitas learning space. Pembelajaran yang menyenangkan
disebut edutainment, perpaduan antara education (pendidikan) dan
entertainment (hiburan).
Dave Meier (2000) dalam
Khoiruddin Bashori menyatakan, sudah saatnya pembelajaran pola lama diganti
dengan pendekatan SAVI (Somatic, Auditory. Visual, dan Intellectual).
Somatic didefinisikan sebagai learning by moving and doing (belajar
dengan bergerak dan berbuat). Auditory adalah learning by talking and hearing
(belajar dengan berbicara dan mendengarkan). Visual diartikan learning
by observing and picturing (belajar dengan mengamati dan
mcnggambarkan). Intellectual maksudnya adalah learning bv problem solving
and reflecting (belajar dengan pemecahan masalah dan melakukan refleksi).
Keempat pendekatan belajar tersebut diintegrasikan sedemikian rupa sehingga
siswa dan guru dapat secara bersama-sama menghidupkan suasana kelas. Kelas,
dengan pendekatan ini tidak lagi seperti kuburan, akan tetapi merupakan arena
bermain yang menyenangkan bagi anak.
Di masa depan, proses belajar akan semakin mandiri; diarahkan sendiri dan
dipenuhi sendiri. Ini herarti siswa perlu diberikan cukup ruang untuk mengeksplorasi,
bereksperimen dan mengajari dirinva sendiri. Setiap individu memiliki gaya
belajar dan gaya bekerja yang unik, maka sekolah semestinya dapat melayani
setiap gaya belajar individu. Sebagian orang lebih mudah belajar secara visual:
melihat gambar dan diagram. Sebagian lain secara auditorial; suka mendengarkan.
Sebagian lain mungkin adalah pelajar haptic: menggunakan indera perasa atau
mcnggerakkan tubuh (pelajar kinestetik). Beberapa orang berorentasi pada teks
tercetak; membaca buku. Yang lainnya adalah kelompok interaktif; berinteraksi
dengan orang lain. (Dryden &Vos, 2001 dalam Khoiruddin Bashori).
F. Kesimpulan
Strategi implementasi TIK dalam pembelajaran di sekolah akan menciptakan lingkungan yang memungkinkan pada suatu
pendidikan yang diselenggarakan secara interaktif, menyenangkan, menantang memotivasi peserta
didik untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi
prakarsa, kreativitas,dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat dan
perkembangan fisisk serta psikologis peserta didik.
Model pembelajaran TIK adalah
mengkomunikasikan berkembangnya penggunaan media pembelajaran terhadap anak
didik secara aktif dan kreatif, kapan
saja dan dimana saja yang dapat untuk mempermudah dalam komunikasi pembelajaran.
Pergeseran
terhadap pandangan tentang pembelajaran TIK yang dapat dimanfaatkan dalam
memperbaiki mutu pembelajarandengan mengakses pengetahuan dan ketrampilan dalam
menggunakan alat-alat TIK pada suatu proses tranfer daan penerimaan informasi.
Dengan memperhatikan beberapa
pengalaman dari hasil pembelajaran TIK akan berpengaruh terhadap individu
secara ekselerasi, perluasan efektifitas dan produktifitas pembelajaran,
sehingga dapat mengembangkan seluruh potensi yang dimiliki.Peran guru dalam
pembelajaran TIK memegang yang sangat penting dalam memfasilitasi pembelajaran
kepada peserta didik secara efektif. Hal ini harus didukung oleh daya abstraksi
dan komitmen yang tinggi sebagai basis kualitas profesionalisme.
Optimalisasi pemanfaatan TIK dalam
pembelajaran pada saat ini sudah tidak memungkinkan dihindari lagi, karena isi
pembelajaran TIK dapat dimanfaatkan secara optimmal, strategi implementasi, dan
infrastruktur sarana prasarana sangat penting untuk mengakses pendidikan yang
dibutuhkan siswa dalam institusi pendidikan disaat-saat sekarang.
Daftar Pustaka
Garrardus Polia, 2O01, Penerpan e-Education diperguruan tinggi Tantangan Perkembangan Tehnologi Informasi . Makalah
seminar Nasional Matematika
XI di Universitas Negeri
Malang
Khoiruddin Bashori, 2001, Kelas Bukan “Kuburan”. Majalah
Gerbang: Majalah Surya Muhammad.
Bambang Sudibyo, (2007), e-Pendidikan, Makalah Seminar Nasional
Progres Pembangunan Flagship TIK Nasional (Evaluasi Satu Tahun Detiknas)
Bruri Triyono.M, (2009), ICT Pada Strategi Pembelajaran Simulasi Mesin
Perkakas CNC, Makalah pada Seminar International ICT in Education
13-14 Februari 2009 di UNY, Yogyakarta.
Depdiknas, (2003), Undang-Undang RI No. 20, Tahun 2003, Tentang Sistem
Pendidikan Nasional.
Depdiknas, (2005), Rencana Strategis Depdiknas Tahun 2005-2009,
Depdiknas : Jakarta Makalah Seminar Nasional Penerapan ICT dalam
Pembelajaran, 25 Juli 2009, PHK-I UNY
Garrardus Polia, 2O01, Penerpan e-Education diperguruan tinggi Tantangan Perkembangan Tehnologi Informasi
. Makalah seminar Nasional
Matematika XI di Universitas Negeri
Peytcheva. R , (2008), The Role of Information and Communication
Technologies for the Innovation of Teaching Strategies
Wina Senjaya. (2008). Strategi Pembelajaran; Berorientasi Standar Proses
Pendidikan. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar