Rabu, 17 Juni 2015

Makalah IMPLEMENTASI TIK DALAM PEMBELAJARAN DI SEKOLAH


IMPLEMENTASI TIK DALAM PEMBELAJARAN DI SEKOLAH

Diajukan Sebagai Salah Satu Tugas  Mata Kuliah Statistika Dan Komputer
Dosen Pengampu Prof. Dr. Budi Murtiyasa




Disusun Oleh :
Nama           : Fetri Wulandari
NIM             : Q100140140
KELAS        : C




MAGISTER MANAJEMEN PENDIDIKAN
PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
SURAKARTA
2015

I.     PENDAHULUAN
Di era globalisasi sekarang semua teknologi semakin berkembang pesat. Dengan perkembangan teknologi itu pasti akan berpengaruh terhadap kehidupan di muka bumi. Pengaruh tersebut sangat dirasakan oleh manusia dalam memenuhi kebutuhan sehari-hari. Perkembangan teknologi sekarang sangat mencolok pada penggunaan teknologi komputer . Dimana - mana semua pekerjaan yang dilakukan tidak ada yang tidak menggunakan komputer. Jaringan komputer tersebar diamanapun sehingga mudah dan cepat mendapatkan informasi.Informasi yang diperoleh tidak mencakup kawasan lokal (nasional) saja tetapi juga kawasan internasional. Mendapatkan suatu informasi terbaru dari suatu negara ke negara lain bisa dengan hitungan menit untuk memperolehnya.
Dengan perkembangan teknologi yang diiringi perkembangan ilmu informatika dapat diperoleh teknologi yang semakin baru. Tetapi untuk menghasilkan sumber daya manusia bidang informatika harus adanya pendidikan yang lebih baik sebelum terjun ke dunia teknologi informasi dan komunikasi. Oleh karena itu sangat dibutuhkan sekali ilmu informatika terutama di Indonesia.
            Melalui Pemanfaatan TI, siapa saja dapat memperoleh layanan pendidikan dari institusi pendidikan mana saja. di mana saja, dan kapan saja dikehendaki. Dalam tugas ini akan di tulis “Strategi Iplementasi TIK Dalam Pembelajaran Di Sekolah”

II.   PEMBAHASAN
A. Pengertian Strategi, Implementasi.
            Strategi pembelajaran adalah suatu kegiatan pembelajaran yang harus dikerjakan guru dan siswa agar tujuan pembelajaran dapat dicapai secara efektif dan efisien. Dalam strategi pembelajaran  terkandung makna perencanaan. Artinya, bahwa strategi pada dasarnya masih bersifat  konseptual tentang keputusan-keputusan yang akan diambil dalam suatu pelaksanaan  pembelajaran (Wina Senjaya 2008).
              Menurut Peytcheva (2008) the concept of teaching strategy is mainly identified with only one of the teacher’s activities – giving information. The contemporary approaches give additional meanings to this concept broadening its content namely the planning of educational activities, their implementation, the assessment and control of the process and its results. Implementasi dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia diartikan sebagai pelaksanaan atau penerapan. Artinya yang dilaksanakan dan diterapkan adalah kurikulum yang telah dirancang untuk kemudian dijalankan sepenuhnya. Dari pendapat tersebut dapat  diambil inti dari strategi pembelajaran, yaitu : perencanaan  pembelajaran, implementasi  perencanaan  termasuk asesmen serta pengontrolan prosesnya, dan pencapaian tujuan  PBM dengan efektif dan efisien.

B. Pergeseran pandangan tentang pembelajaran
              Untuk dapat memanfaatkan TIK dalam  memperbaiki mutu pembelajaran, ada
tiga hal yang harus diwujudkan yaitu :
1.      Siswa dan guru harus memiliki akses kepada teknologi digital dan internet dalam kelas, sekolah, dan lembaga pendidikan
2.          Harus tersedia materi yang berkualitas, bermakna, dan dukungan kultural bagi siswa dan guru
3.         Guru harus memiliki pengetahuan dan ketrampilan dalam menggunakan alat-alat dan sumber-sumber digital untuk membantu siswa agar mencapai standar akademik.
Sejalan dengan pesatnya perkembangan TIK, maka telah terjadi pergeseran pandangan tentang pembelajaran baik di kelas maupun di luar kelas. Dalam pandangan tradisional di  masa  lalu ,  proses pembelajaran dipandang sebagai: (1) sesuatu yang sulit dan berat, (2) upaya mengisi kekurangan siswa, (3) satu proses transfer dan penerimaan informasi,  (4) proses individual atau soliter, (5) kegiatan yang dilakukan dengan menjabarkan materi pelajaran kepada satuan-satuan kecil dan terisolasi, (6) suatu proses linear.

  C.  Kemandirian dan Kreativitas Belajar
             Melalui penggunaan TIK setiap siswa akan terangsang untuk belajar maju berkelanjutan sesuai dengan potensi dan kecakapan yang dimilikinya. Pembelajaran dengan menggunakan TIK menuntut kreativitas dan kemandirian diri sehingga memungkinkan mengembangkan  semua potensi yang dimilikinya.
             Kreativitas sangat diperlukan dalam hidup ini dengan beberapa alasan antara lain:
1.      Kreativitas memberikan peluang bagi individu untuk mengaktualisasikan dirinya
2.      Kreativitas memungkinkan orang dapat menemukan berbagai alternatif dalam  pemecahan masalah,
3.      Kreativitas dapat memberikan kepuasan hidup, dan
4.      Kreativitas memungkinkan manusia meningkatkan kualitas hidupnya.
Dari segi kognitifnya, kreativitas merupakan kemampuan berfikir yang memiliki kelancaran, keluwesan, keaslian, dan perincian. Di tinjau dari  segi afektifnya kreativitas ditandai dengan motivasi yang kuat, rasa ingin tahu, tertarik dengan tugas majemuk, berani menghadapi resiko, tidak mudah putus asa, menghargai keindahan, memiliki rasa humor, selalu ingin mencari pengalaman baru, menghargai diri sendiri dan orang lain, dsb. Selanjutnya kemandirian sangat diperlukan dalam kehidupan yang penuh tantangan ini sebab kemandirian merupakan kunci utama bagi individu untuk mampu mengarahkan dirinya ke arah tujuan dalam kehidupannya. Kemandirian didukung dengan kualitas pribadi yang ditandai dengan penguasaan kompetensi tertentu, konsistensi terhadap pendiriannya, kreatif dalam berfikir dan bertindak, mampu mengendalikan dirinya, dan memiliki komitmen yang kuat terhadap berbagai hal.

D.   Peran guru dalam pembelajan TIK
          Di masa mendatang peran guru mengalami perluasan yaitu guru sebagai: pelatih  (coaches), konselor, manajer pembelajaran, partisipan, pemimpin, pembelajar, dan  pengarang Reinventing Education (Louis V. Gerstmer, Jr. dkk 1995).
         (1) Guru sebagai pelatih , guru harus memberikan peluang yang sebesar-besarnya bagi siswa untuk mengembangkan cara-cara pembelajarannya sendiri sesuai dengan kondisi masing-masing. Guru hanya memberikan prinsip-prinsip dasarnya saja dan tidak memberikan satu cara yang mutlak.
          (2) Guru sebagai Konselor, guru harus mampu menciptakan satu situasi interaksi belajar-mengajar, di mana siswa melakukan perilaku pembelajaran dalam suasana psikologis yang kondusif dan tidak ada jarak yang kaku dengan guru.
       (3). Guru sebagai  manajer pembelajaran, guru memiliki kemandirian dan otonomi yang seluas-luasnya dalam mengelola keseluruhan kegiatan belajar-mengajar dengan mendinamiskan seluruh sumber-sumber penunjang pembelajaran.
          (4) Guru Sebagai partisipan, guru  berinteraksinya dengan siswa. Hal ini mengandung makna bahwa guru bukanlah satu-satunya sumber belajar bagi anak, akan tetapi ia sebagai fasilitator pembelajaran  siswa.
         (5) Guru Sebagai pemimpin, diharapkan guru mampu menjadi seseorang yang mampu menggerakkan orang lain untuk mewujudkan perilaku menuju tujuan bersama.
      (6) Guru sebagai pembelajar, guru harus secara terus menerus belajar dalam rangka menyegarkan kompetensinya serta meningkatkan kualitas profesionalnya.
        (7) Guru sebagai pengarang, guru harus selalu kreatif dan inovatif menghasilkan berbagai karya yang akan digunakan untuk melaksanakan tugas-tugas profesionalnya.

E.  Teknologi informasi dan penerapannya dalam bidang pendidikan
          Pengaruh penggunaan TIK telah masuk dalam dunia pendidikan, dan telah membawa dampak positip yang besar dalam sistem pendidikan di Indonesia, serta menciptakan suatu paradigma baru dalam penyelenggaraan pendidikan. Secara khusus TIK mempunyai kemampuan dan kontribusi yang sangat besar dalam merubah learning and teaching process, clan budaya belajar. Perubahan paradigma ini, lebih mengarah pada terciptanya budaya learning how lo learn dan  budaya long live learning yang tidak tergantung tempat dan waktu.
     Saat ini, hanyak lembaga pendidikan (berbagai negara, telah menyelenggarakan pendidikan jarak jauh dengan menggunakan bantuan TI.  Pendidikan seperti ini dinamakan  sebagal e-Education, e-Learning, e-Campusi, e-dgital, Tele-Educaton, Cyber-Campus, Virtual Universiy, dll. yang juga dilengkapi dengan dgiital librarv atau virtual-library termasuk didalamnya ebook.
 Model pendidikan e-duction ini, akan sangat diandalkan pada saat ini dan dimasa mendatang. Pada dekade berikutnya perubahan besar yang terjadi adalah penggunaan teknologi dan delivery system. Model e-Education dapat digunakan sebagai salah satu alternatif untuk dapat menjawab tantangan perkembangan TIK, khususnya dalam dunia pendidikan di Indonesia. Model yang dikembangkan dapat saja berbentuk off-line, real time, dan online,  yang bersifat non nteractive,  semi interactive. atau ,fulllv interactive. Penerapan e-Education perlu difokuskan pada learning and teaching process, berarti bahwa model yang diciptakan juga harus berbentuk e-Iearning dan e-tcarhing dan  implementasinya memerlukan suatu software. yang memiliki fasilitas learning space. Pembelajaran yang menyenangkan disebut edutainment, perpaduan antara education (pendidikan) dan entertainment (hiburan). 
Dave Meier (2000) dalam Khoiruddin Bashori menyatakan, sudah saatnya pembelajaran pola lama diganti dengan pendekatan SAVI (Somatic, Auditory. Visual, dan Intellectual). Somatic didefinisikan sebagai learning by moving and doing (belajar dengan bergerak dan berbuat). Auditory adalah learning by talking and hearing (belajar dengan berbicara dan mendengarkan). Visual diartikan learning by observing and picturing (belajar dengan mengamati dan mcnggambarkan). Intellectual maksudnya adalah learning bv problem solving and reflecting (belajar dengan pemecahan masalah dan melakukan refleksi). Keempat pendekatan belajar tersebut diintegrasikan sedemikian rupa sehingga siswa dan guru dapat secara bersama-sama menghidupkan suasana kelas. Kelas, dengan pendekatan ini tidak lagi seperti kuburan, akan tetapi merupakan arena bermain yang menyenangkan bagi anak.
           Di masa depan, proses belajar akan semakin mandiri; diarahkan sendiri dan dipenuhi sendiri. Ini herarti siswa perlu diberikan cukup ruang untuk mengeksplorasi, bereksperimen dan mengajari dirinva sendiri. Setiap individu memiliki gaya belajar dan gaya bekerja yang unik, maka sekolah semestinya dapat melayani setiap gaya belajar individu. Sebagian orang lebih mudah belajar secara visual: melihat gambar dan diagram. Sebagian lain secara auditorial; suka mendengarkan. Sebagian lain mungkin adalah pelajar haptic: menggunakan indera perasa atau mcnggerakkan tubuh (pelajar kinestetik). Beberapa orang berorentasi pada teks tercetak; membaca buku. Yang lainnya adalah kelompok interaktif; berinteraksi dengan orang lain. (Dryden &Vos, 2001 dalam Khoiruddin Bashori).




F. Kesimpulan
            Strategi implementasi TIK dalam pembelajaran di sekolah akan menciptakan lingkungan yang memungkinkan pada suatu pendidikan yang diselenggarakan secara interaktif,  menyenangkan, menantang memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas,dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat dan perkembangan fisisk serta psikologis peserta didik.
            Model pembelajaran TIK adalah mengkomunikasikan berkembangnya penggunaan media pembelajaran terhadap anak didik secara aktif dan  kreatif, kapan saja dan dimana saja yang dapat untuk mempermudah dalam komunikasi pembelajaran. 
Pergeseran terhadap pandangan tentang pembelajaran TIK yang dapat dimanfaatkan dalam memperbaiki mutu pembelajarandengan mengakses pengetahuan dan ketrampilan dalam menggunakan alat-alat TIK pada suatu proses tranfer daan penerimaan informasi.
            Dengan memperhatikan beberapa pengalaman dari hasil pembelajaran TIK akan berpengaruh terhadap individu secara ekselerasi, perluasan efektifitas dan produktifitas pembelajaran, sehingga dapat mengembangkan seluruh potensi yang dimiliki.Peran guru dalam pembelajaran TIK memegang yang sangat penting dalam memfasilitasi pembelajaran kepada peserta didik secara efektif. Hal ini harus didukung oleh daya abstraksi dan komitmen yang tinggi sebagai basis kualitas profesionalisme.
            Optimalisasi pemanfaatan TIK dalam pembelajaran pada saat ini sudah tidak memungkinkan dihindari lagi, karena isi pembelajaran TIK dapat dimanfaatkan secara optimmal, strategi implementasi, dan infrastruktur sarana prasarana sangat penting untuk mengakses pendidikan yang dibutuhkan siswa dalam institusi pendidikan disaat-saat sekarang.



Daftar Pustaka
Garrardus Polia, 2O01, Penerpan e-Education diperguruan tinggi Tantangan Perkembangan Tehnologi Informasi . Makalah seminar Nasional Matematika XI di Universitas Negeri
Malang Khoiruddin Bashori, 2001,  Kelas Bukan “Kuburan”. Majalah Gerbang: Majalah Surya Muhammad.
Bambang Sudibyo, (2007), e-Pendidikan, Makalah Seminar Nasional Progres Pembangunan Flagship TIK  Nasional (Evaluasi Satu Tahun Detiknas)
Bruri Triyono.M, (2009), ICT Pada Strategi Pembelajaran Simulasi Mesin Perkakas CNC, Makalah pada Seminar International ICT in Education 13-14 Februari 2009 di UNY, Yogyakarta.
Depdiknas, (2003), Undang-Undang RI No. 20, Tahun 2003, Tentang Sistem Pendidikan Nasional.
Depdiknas, (2005), Rencana Strategis Depdiknas Tahun 2005-2009, Depdiknas : Jakarta Makalah Seminar Nasional Penerapan ICT dalam Pembelajaran, 25 Juli 2009, PHK-I UNY 
Garrardus Polia, 2O01, Penerpan e-Education diperguruan tinggi Tantangan Perkembangan  Tehnologi Informasi . Makalah seminar Nasional Matematika XI di Universitas Negeri
Peytcheva. R , (2008), The Role of Information and Communication Technologies for the Innovation  of Teaching Strategies
Wina Senjaya. (2008). Strategi Pembelajaran; Berorientasi Standar Proses Pendidikan. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar